IPS Dampak Kepadatan Penduduk
Kata Pengantar
Puji Syukur kami panjatkan
ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karuniaNyalah,
karyailmiah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunyaAdapun
tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengidentifikasi permasalahan
kependudukan dan upaya penanggulangannya pada semester 1 kelas 8, di tahun
ajaran 2012/2013, dengan judul “ Permasalahan Kependudukan Dan Upaya
Penanggulangannya di Indonesia ”. Dengan membuat tugas ini kami diharapkan
mampu untuk lebih mengenal tentangpermasalahan kependudukan yang dihadapi
bangsa Indonesia, yang merupakan salah satu negara di dunia dan seringkali
luput dari pengamatan kita sebagai masyarakat Indonesia.
Dalam penyelesaian karya ilmiah ini,
kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu
pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak, akhirnya karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Karena
itu, sudah sepantasnya jika kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Sudarwati selaku guru
pembimbing IPS SMPN 3 Sidoarjo, yang tidak lelah dan bosan untuk memberikan
arahan dan bimbingan kepada kami setiap saat.
2. Orang Tua dan keluarga kami
tercinta yang banyak memberikan motivasi dan dorongan serta bantuan, baik
secara moral maupun spiritual.
3. Dan teman-teman yang telah
memberikan ide baik pikiran maupun tenaga.
serta semua pihak yang ikut membantu
dalam pencarian data dan informasi, baik secara langsung maupun tidak langsung,
cetak maupun elektronik, yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Terima
kasih atas semuanya
Kami sadar, sebagai seorang pelajar
yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan karya ilmiah ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran yang bersifat positif, guna penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi
di masa yang akan datang.
Harapan kami, semoga karya ilmiah
yang sederhana ini, dapat memberi kesadaran tersendiri bagi generasi muda bahwa
kita juga harus mengetahui permasalahan penduduk yang dihadapi bangsa
indonesia, karena kita adalah bagian dari keluarga besar bangsa Indonesia
tercinta.
Hormat Kami,
Tim
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah salah satu negara
kepulauan yang memiliki banyak wilayah yang terbentang di sekitarnya. Ini
menyebabkan keanekaragaman suku, adat istiadat dan kebudayaan dari setiap suku
di setiap wilayahnya. Hal ini sungguh sangat menakjubakan karena biarpun
Indonesia memiliki banyak wilayah, yang berbeda suku bangsanya, tetapi kita
semua dapat hidup rukun satu sama lainnya.
Namun, sungguh sangat disayangkan
apabila para generasi penerus bangsa tidak mengtehaui tentang permasalaan penduduk
yang ada. Kebanyakan dari mereka hanya mengetahui dan cukup mengerti tentang
kebudayaan dari salah satu suku yang ada di Indonesia, itu juga karena
pembahasan yang sering dibahas selalu mengambil contoh dari suku yang itu-itu
saja.
Dan kebanyakan dari mereka tidak mau
ikut campur tentang masalah kependudukan yang ada di Indonesia. Dan Indonesia
pun terpuruk akibat permasalahan penduduk yang dihadapi. Dan bagaimana generasi
muda mau menyikapi hal tersebut.
B.
Identifikasi Masalah
Melihat semua hal yang melatarbelakangi
masalah kependudukan di Indonesia. Maka, kami menarik beberapa masalah dengan
berdasarkan kepada :
1. Kurangya perhatian dari
masyarakat terhadapap masalah kependudukan dan upaya penanggulangannya di
negara kita sendiri
2. Tidak meratanya bahan
pembelajaran untuk penyuluhan permasalahan penduduk di Indonesia.
C.
Perumusan Masalah
Atas dasar penentuan latar belakang
dan identiikasi masalah diatas, maka kami dapat mengambil perumusan masalah
sebagai berikut: “ Bagaimana Penduduk Lebih Dan Dapat Menyikapi Permasalahan
Penduduk Di Indonesia “
D.
Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah
sebagai informasi bagi masyarakat Indonesia termasuk didalamnya adalah pengajar
dan pelajar agar lebih memahami tentang Permasalahan Penduduk Di Indonesia.
E.
Tujuan Penulisan
Penelitian ini dilakukan untuk dapat
memenuhi tujuan-tujuan yang dapat bermanfaat bagi para remaja dalam pemahaman
tentang Etos, Fokus dan Unsur kependudukan yang ada di Indoneisa. Secara
terperinci tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui sampai sejauh mana
pengetahuan masyarakat tentang Kependudukan di Indonesia
2. Mengetahui sampai sejauh mana
tentang masalah yang dihadapi.
BAB 2
PEMBAHASAN
Pada
makalah ini kami akan membahas tentang mengidentifikasi permasalahan penduduk
yang dihadapi bangsa Indoneisa dan upaya penanggulangannya. Disini kami akan
merangkum semua masalah menjadi 8 indikator antara lain :
A.
Mengidentifikasi permasalahan
penduduk yang dihadapi bangsa Indonesia
B.
Membedakan sensus regristasi dan
survey penduduk, untuk mengetahui jumlah penduduk
C.
Mengidentifikasi faktor-faktor yang
menyebabkan pertumbuhan penduduk
D.
Membandingkan tingkat kepadatan
penduduk tiap propinsi dan pulau di Indonesia
E.
Mendiskripsikan kondisi penduduk
Indoneisa berdasarkan Piramida Penduduk
F.
Mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas penduduk
G.
Menganalisis dampak ledakan penduduk
H.
Mengidentifikasi upaya-upaya yang
dilakukan untuk permasalahan kependudukan di Indonesia
BAB 2
PEMBAHASAN
INDIKATOR
A.
Mengidentifikasi
permasalahan penduduk yang dihadapi bangsa Indonesia
Setiap Negara
mempunyai masalah di bidang kependudukan. Masalah kependudukan yang dihadapi
suatu negara berbeda dengan negara yang dihadapi negara lain.
Sebagai negara
yang sedang berkembang Indonesia memiliki masalah-masalah kependudukan yang
cukup serius dan harus segera diatasi.
Masalah-masalah kependudukan di Indonesia yaitu:
1. Jumlah penduduk besar.
2. Pertumbuhan penduduk cepat.
3. Persebaran penduduk tidak merata.
4. Banyaknya pengangguran.
Jumlah penduduk yang banyak otomatis memerlukan lapangan pekerjaan yang banyak, sedangkan di Indonesia lapangan pekerjaan terbatas sehingga menimbulkan banyaknya pengangguran di mana-mana.
Untuk mengatasinya pemerintah harus bekerja sama dengan pihak swasta untuk menyediakan lapangan pekerjaan sehingga dapat mengurangi masalah pengangguran di Indonesia.
Dari hasil survey salah satu televisi swasta
nasional, di dapatlah 10 masalah terbesar bangsa indonesia.Masalah-masalah kependudukan di Indonesia yaitu:
1. Jumlah penduduk besar.
2. Pertumbuhan penduduk cepat.
3. Persebaran penduduk tidak merata.
4. Banyaknya pengangguran.
Jumlah penduduk yang banyak otomatis memerlukan lapangan pekerjaan yang banyak, sedangkan di Indonesia lapangan pekerjaan terbatas sehingga menimbulkan banyaknya pengangguran di mana-mana.
Untuk mengatasinya pemerintah harus bekerja sama dengan pihak swasta untuk menyediakan lapangan pekerjaan sehingga dapat mengurangi masalah pengangguran di Indonesia.
1. Persoalan kestabilan ekonomi
2. Korupsi
3. Kemiskinan
4. Pengelolaan BBM
5. Sistem Pendidikan
6. Pengangguran
7. Tingginya Harga Pangan
8. Bencana Alam
9. Kelaparan dan Krisis Pangan
10.Krisis Kepemimpinan
Terlalu banyak
masalah yang dihadapi oleh bangsa ini, berbagai masalah, cobaan, rintangan dan
bencana datang silih berganti. Kita selalu memimpikan hidup bahagia, sejahtera,
damai dan tenang. Namun kita juga tidak bisa merasa bahagia jika masih ada
saudara dan tetangga kita yang masih kesusahan, bagaimana mungkin kita
tersenyum sedang orang-orang di sekitar kita menangis.
Kita selalu
menyebut indonesia sebagai negara berkembang, namun sampai sekarang
perkembangannya selalu terseok-seok, entah kapan benar-benar mampu mengepakkan
sayapnya. Kita pernah menjadi macan asia, tapi itu dulu, ketika kita menghalalkan
segala cara, meraih pembangunan dengan meninggalkan aspek-aspek lingkungan dan
kemanusiaan, ketika kebebasan kita dibatasi oleh diktator dan kesejahteraan
hanya tampak sebagai kulit, sedang didalam tak lain dan tak bukan hanyalah
kebobrokan.
Kita negara yang
kaya, berbagai hasil bumi dan alam yang melimpah, namun kita tidak sejahtera,
uang rakyat untuk pembangunan dan kesejahteraan masuk ke saku orang-orang tak
bertanggungjawab, mereka tidak malu memakan yang bukan haknya. Korupsi telah
mendarah daging.
Kemiskinan yang tinggi, banyaknya rakyat yang
hidup dibawah garis kesejahteraan. Pengelolaan BBM yang tidak becus dan tidak
transparan semakin memperburuk kondisi negara. Melengkapi deretan-deretan
masalah bangsa Indonesia.
Bicara soal sistem
pendidikan, mahalnya biaya untuk sekolah dan kuliah, ketidakberesan sistem
semakin membuat rakyat dan bangsa ini lengkap dengan kebobrokan dan
penderitaan. Lihat saja perbandingan yang cukup mengejutkan antara jumlah
penduduk indonesia dengan orang-orang ahli yang dimilikinya. Belum lagi
pengangguran yang merajalela, tingginya harga bahan pangan, menyebabkan
kelaparan bagi saudara-saudara kita, hal tersebut tentu meningkatkan angka
kriminalitas, makin merusak keamanan dan kestabilan negara.
Bicara soal alam
Indonesia, Bencana alam yang muncul silih berganti, seolah telah menjadi
masalah biasa bagi bangsa ini. Penanganan, pencegahan dan sosialisasi yang
kurang, seolah tidak pernah berubah, masih sama saja, Indonesia masih belum
mampu berbenah dan hal tersebut masih menjadi masalah utama bangsa Indonesia.
Krisis
kepemimpinan, minimnya jumlah pemimpin yang benar-benar mampu merubah dan
memakmurkan negara ini, krisis akan kepercayaan terhadap pemimpin dan
janji-janji mereka, seolah menjadi trauma tersendiri
B.
Membedakan
sensus regristasi dan survey penduduk, untuk mengetahui jumlah penduduk
Untuk
mendapatkan gambaran mengenai kondisi kependudukansuatu wilayah atau negara,
diperlukan data yang akurat mengenai aspek-aspek kuantitas dan kualitas
penduduk. Tingkat akurasi data yang diperoleh sangat memengaruhi ketelitian
hasil analisis dan prediksi kondisi kependudukan. Untuk negara Indonesia,
lembaga yang bertugas mengumpul kan, mengolah, dan mempublikasikan data
kependudukan adalah Badan Pusat Statistik (BPS). Badan Pusat Statistik
Indonesia memiliki beberapa sumber data kepen dudukan, yaitu hasil sensus,
survei, dan registrasi penduduk.
1. Sensus
Sensus
atau cacah jiwa adalah proses pencatatan, perhitungan, dan publikasi data
demografis yang dilakukan terhadap semua penduduk yang tinggal menetap di suatu
wilayah atau negara tertentu secara bersamaan. Sensus
dilaksanakan setiap 10 tahun sekali. Sampai dengan 2006 negara Indonesia telah
melak sanakan enam kali sensus penduduk, yaitu tahun 1920 (oleh pemerintah
Belanda), 1961, 1971, 1980, 1990, dan terakhir tahun 2000.Tujuan utama
dilaksanakan sensus penduduk antara lain untuk mengetahui jumlah dan
perkembangan penduduk dalam periode waktu tertentu, mengetahui persebaran dan
kepadatan penduduk di berbagai wilayah, serta mengetahui kondisi demografis
lainnya, seperti tingkat kelahiran, kematian, komposisi, dan migrasi.
Di dalam pelaksanaannya, sensus dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut.
a. Sensus de jure, yaitu proses pencacahan penduduk yang dilaksanakan terhadap semua orang yang benar-benar tercatat bertempat tinggal di suatu wilayah, umumnya sesuai dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
b. Sensus de facto, yaitu proses pencacahan penduduk yang dilaksanakan terhadap semua orang yang ditemui oleh petugas ketika dilaksanakan sensus.
2.
Survei
Selain melalui sensus, data kependudukan dapat pula diperoleh dari hasil survei. Dilihat dari pelaksanaannya, survei hampir sama dengan sensus. Perbedaan dari kedua proses pencacahan tersebut terletak pada waktu pelaksanaan, wilayah, dan jumlah penduduk yang di data. Proses pendataan survei hanya dilakukan terhadap sampel (contoh) penduduk di beberapa wilayah yang dianggap dapat mewakili karakteristik semua penduduk di sekitar wilayah sampel. Pelaksanaannya pun dapat dilakukan kapanpun dan tidak memiliki periodisasi seperti sensus. Atau dengan kata lain, survei adalah proses pencacahan terhadap sampel penduduk di beberapa wilayah yang dapat mewakili karakter wilayah secara keseluruhan.
3.
Registrasi Penduduk
Sumber data kependudukan yang ketiga adalah registrasi penduduk, yaitu proses pengumpulan keterangan yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa kependudukan harian dan kejadian-kejadian yang mengubah status seseorang, seperti peristiwa kelahiran, perkawinan, perceraian, perpindahan tempat tinggal, dan kematian.
4.
Perbedaan Sensus dan Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk meliputi kegiatan pencatatan dan pelaporan data kependudukan yang terdiri dari kelahiran, perkawinan, perpindahan, dan kematian penduduk serta statistik kependudukan lainnya yang dilakukan mulai dari tingkat desa/kelurahan hingga tingkat provinsi. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menjembatani tersedianya data kependudukan tahunan, karena data kependudukan yang ada hanya dapat diperoleh dari Sensus Penduduk (SP) setiap 10 tahun dan Survai Penduduk Antar Sensus (supas) setiap 5 tahun di antara dua Sensus Penduduk. Pelaksanaan registrasi penduduk dilakukan oleh aparat pemerintah daerah di setiap provinsi, sedangkan Sensus Penduduk dikoordinir oleh BPS yang dilakukan serempak di seluruh Indonesia. Perbedaan lainnya, konsep yang dipakai di negara kita untuk Sensus Penduduk adalah kombinasi dari konsep de jure dan de facto, sedangkan Registrasi Penduduk menggunakan konsep de jure.
Registrasi penduduk meliputi kegiatan pencatatan dan pelaporan data kependudukan yang terdiri dari kelahiran, perkawinan, perpindahan, dan kematian penduduk serta statistik kependudukan lainnya yang dilakukan mulai dari tingkat desa/kelurahan hingga tingkat provinsi. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menjembatani tersedianya data kependudukan tahunan, karena data kependudukan yang ada hanya dapat diperoleh dari Sensus Penduduk (SP) setiap 10 tahun dan Survai Penduduk Antar Sensus (supas) setiap 5 tahun di antara dua Sensus Penduduk. Pelaksanaan registrasi penduduk dilakukan oleh aparat pemerintah daerah di setiap provinsi, sedangkan Sensus Penduduk dikoordinir oleh BPS yang dilakukan serempak di seluruh Indonesia. Perbedaan lainnya, konsep yang dipakai di negara kita untuk Sensus Penduduk adalah kombinasi dari konsep de jure dan de facto, sedangkan Registrasi Penduduk menggunakan konsep de jure.
C.
Mengidentifikasi
faktor-faktor yang menyebabkan pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan penduduk.
Berdasarkan sensus tahun 1971-1980 pertumbuhan
penduduk Indonesia mencapai angka 2.32% dan pada tahun 2000 pertumbuhan
tersebut menurun hingga mencapai 1.7%, kalau kita lihat angka tersebut sangat
kecil bila dibandingkan dengan Negara-negara tetangga akan tetapi kalau kita
melihat pertumbuhan penduduknya maka tetap besar karena jumlah penduduknya yang
sangat besar.
Kepadatan penduduk.
Kepadatan penduduk adalah jumlah
wilayah dibagi dengan jumlah penduduk, Indonesia pada tahun 2005 mempunyai
rata-rata kepadatan penduduk adalah 116 jiwa/km2, memang bisa
dikatakan cukup padat tapi dengan luas wilayah yang dimiliki Indonesia
seharusnya kepadatan penduduk bukan lah masalah.
Kepadatan penduduk menjadi masalah
karena tidak tersebar dengan merata, ada yang kepadatan penduduknya sangat tinggi
seperti pulau jawa dan ada juga yang kepadatannya rendah seperti Kalimantan,
hal ini diduga kuat disebabkan oleh faktor ekonomi.
Susunan penduduk.
Susunan penduduk adalah
pengelompokan seseorang berdasarkan umur, jenis kelamin, pekerjaan dan
sebagainya, susunan penduduk tersebut dapat digambarkan dalam bentuk suatu
piramida dan disebut piramida penduduk. Piramida merupakan sebuah bangun ruang
yang mempunyai alas lebar dan ujung kerucut, kalau kita terapkan dalam susunan
penduduk berdasarkan pendidikan maka penduduk di Indonesia mempunyai penduduk
yang paling banyak pada jenjang pendidikan rendah.
Seperti yang telah kita ketahui
sekarang, tidak usah jauh-jauh mari kita lihat sepintas keadaan sekitar kita,
berapa orang yang berjubel memenuhi KRL maupun bus kota setiap harinya, berapa
kendaraan yang memenuhi jalanan Jakarta yang menyebabkan kemacetan setiap
harinya. Dari situ pastinya kita dapat mengambil sebuah kesimpulan sederhana,
yaitu bahwa sebenarnya pertumbuhan penduduk di kota ini begitu cepat.
Pertumbuhan penduduk yang makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek
kehidupan yang meliputi aspek social, ekonomi, politik, kebudayaan dan
sebagainya. Dengan begitu, maka juga bertambahlah sistem mata pencaharian hidup
menjadi lebih kompleks.
Sebenarnya apa sih yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan penduduk itu sendiri? Secara umum ada 3 faktor utama, yaitu :
1. Kelahiran (Fertilitas)
2. Kematian (Mortalitas)
3. Perpindahan (Migrasi)
Kelahiran bersifat menambah,kematian bersifat mengurangi dan mingrasi dapat bersifat menambah(migrasi masuk)dan dapat pula bersifat mengurangi(mingrasi keluar). untuk banyak negara ,termasuk indonesia,pertumbuhan penduduk di tentukan oleh kelahiran dan kematian,karena mingrasi masuk dan migrasi keluar terlalu kecil sehingga bisa diabaikan,
Selain faktor demografi ,secara tidak langsung pertumbuhan penduduk juga di pengaruhi oleh faktor-faktor nondemografi.faktor nondemografi yang penting ialah kesaehatan dan pendidikan pengaruh kesehatan dalam pertumbuhan pentuduk terlihat dari jumlah kematian .semangkin maju tingkatan kesehatan ,maka kecil jumlah kematian ,yang selanjutnya dapat menyebabkan pertumbuhan pertumbuhan penduduk besar,apabila jumlah kelahiran besar.kesehatan juga berhubungan dengan pendidikan .semangkin tinggi pendidikan maka kesehatan akan semangkin baik.
Apabila tinggkat pendidikan tinggi ,pada umumnya mereka akan lebih mudah menerima pembaharuan atau moderenisasi .salah satu contoh ialah meningkatnya usia kawin.semankin tinggi usia kawin ,semangkin tinggi jumlah kelahiran
Faktor penujang kelahiran
karena jumlah kelahiran dan kematian sangat mentukan pertumbuhan penduduk di indonesia,maka kita harus menetahui faktor -faktor apa saja yang mempengaruhi kelahiran dan kematian,,agar usaha intuk mengurangi jumlah kelahiran berhasil baik.
faktor penghambat kelahiran
selain ada penujang kelahiran ada juga faktor yang menghambat kelahiran atau penyebab kelahiran berkurang pemerintah atau negara yang mengambil kebijaksanaan menghambat kelahiran (antinatalitas)bertujuan untuk mengurangi jumlah kelahiran,supaya jumlah penduduk seimbang dengan daya dukungan daerah .daya kemapuan daerah adalah kemampuan daerah untuk menghidupi penduduknya.keseimbangan ini perlu di jaga agar taraf hidup penduduk baik.
Dalam pengukuran demografi ketiga faktor tersebut diukur dengan tingkat/rate. Tingkat/rate ialah kejadian dari peristiwa yang menyatukan dalam bentuk perbandingan. Biasanya perbandingan ini dinyatakan dalam tiap 1000 penduduk.
Berikut sedikit penjelasan mengenai pengukuran Fertilitas :
1. Pengukuran Fertilitas TahunanAdalah pengukuran kelahiran bayi pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk yang mempunyai resiko untuk melahirkan pada tahun tersebut. Adapun ukuran – ukuran fertilitas tahunan adalah :
1. Tingkat Fertilitas Kasar (Crude Birth Rate )
Adalah banyaknya kelahiran hidup pada satu tahun tertentu tiap 1000 penduduk.
2. Tingkat Fertilitas Umum (General Fertility Rate )
Adalah jumlah kelahiran hidup per.1000 wanita usia reproduksi (usia 14 14-49 atau 15 15-44 th th) ) pada tahun tertentu.
3. Tingkat Fertilitas Menurut Umur (Age Specific Fertility Rate )
Adalah perhitungan tingkat fertilitas perempuan pada tiap kelompok umur dan tahun tertentu.
4. Tingkat Fertilitas Menurut Urutan Kelahiran (Birth Order Specific Fertility Rates Rates)
Adalah perhitungan fertilitas menurut urutan kelahiran bayi bayioleh oleh wanita pada umur dan tahun tertentu.
2. Pengukuran Fertilitas Kumulatif
Adalah pengukuran jumlah rata rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia suburnya. Adapun ukuran – ukuran fertilitas kumulatif adalah :
1. Tingkat Fertilitas Total (TFR)
adalah jumlah kelahiran hidup laki laki-laki & wanita tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya dg dg catatan :
* tidak ada seorang perempuan yg meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya.
* tingkat fertilitas menurut umur tdk berubah pd periode waktu tertentu.
2. Gross Reproduction Rates (GRR)
adalah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa reproduksinya dengan catatan tdk ada seorang perempuan yg meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya.
3. Net Reproduction Rates (NRR)
adalah jumlah kelahiran bayi (pr) oleh sebuah kohor hipotesis dari 1000 (pr) dengan memperhitungkan kemungkinan meninggalkan para (pr) itu sebelum mengakhiri mengakhiri masa reproduksinya.
Faktor Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas penduduk :
1. Faktor Demografi, antara lain :
* Struktur umur
* Struktur perkawinan
* Umur kawin pertama
* Paritas
* Disrupsi perkawinan
* Proporsi yang kawin
2. Faktor Non Demografi, antara lain :
* Keadaan ekonomi penduduk
* Tingkat pendidikan
* Perbaikan status perempuan
* Urbanisasi dan industrialisasi
Berikut sedikit penjelasan mengenai pengukuran mortalitas :
1. Crude Death Rate (CDR)
Adalah banyaknya kematian pada tahun tertentu, tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun.
2. Age Specific Death Rate (ASDR)
Adalah jumlah kematian penduduk pd tahun tertentu berdasarkan klasifikasi umur tertentu.
3. Infant Mortality Rate (IMR)
Adalah tingkat kematian bayi
Karakter kelompok penduduk yang mempengaruhi Crude Death Rate (CDR) :
1. Antara penduduk daerah pedesaan dan daerah perkotaan
2. Penduduk dengan lapangan pekerjaan yang berbeda
3. Penduduk dengan perbedaan pendapatan
4. Perbedaan jenis kelamin
5. Penduduk dengan perbedaan status kawin
Faktor terakhir yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan penduduk suatu daerah adalah Perpindahan (Migrasi) atau Mobilitas Penduduk yang artinya proses gerak penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dalam jangka waktu tertentu.
Faktor – faktor yang mempengaruhi migrasi :
* Faktor individu
* Faktor yang terdapat di daerah asal
* Faktor yang terdapat di daerah tujuan
* Rintangan antara daerah asal dan daerah tujuan
Daya tarik dan daya dorong di daerah asal yang mempengaruhi perpindahan penduduk :
1. Kekuatan Sentripetal
Adalah kekuatan yang mengikat orang untuk tinggal di daerah asal, misalnya :
* Terikat tanah warisan
* Menunggu orang tua yang sudah lanjut
* Kegotong royongan yang baik
* Daerah asal merupakan tempat kelahiran nenek moyang mereka
2. Kekuatan Sentrifugal
Adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk meninggalkan daerah asal, misalnya :
* Terbatasnya pasaran kerja
* Terbatasnya fasilitas pendidikan
Sebenarnya apa sih yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan penduduk itu sendiri? Secara umum ada 3 faktor utama, yaitu :
1. Kelahiran (Fertilitas)
2. Kematian (Mortalitas)
3. Perpindahan (Migrasi)
Kelahiran bersifat menambah,kematian bersifat mengurangi dan mingrasi dapat bersifat menambah(migrasi masuk)dan dapat pula bersifat mengurangi(mingrasi keluar). untuk banyak negara ,termasuk indonesia,pertumbuhan penduduk di tentukan oleh kelahiran dan kematian,karena mingrasi masuk dan migrasi keluar terlalu kecil sehingga bisa diabaikan,
Selain faktor demografi ,secara tidak langsung pertumbuhan penduduk juga di pengaruhi oleh faktor-faktor nondemografi.faktor nondemografi yang penting ialah kesaehatan dan pendidikan pengaruh kesehatan dalam pertumbuhan pentuduk terlihat dari jumlah kematian .semangkin maju tingkatan kesehatan ,maka kecil jumlah kematian ,yang selanjutnya dapat menyebabkan pertumbuhan pertumbuhan penduduk besar,apabila jumlah kelahiran besar.kesehatan juga berhubungan dengan pendidikan .semangkin tinggi pendidikan maka kesehatan akan semangkin baik.
Apabila tinggkat pendidikan tinggi ,pada umumnya mereka akan lebih mudah menerima pembaharuan atau moderenisasi .salah satu contoh ialah meningkatnya usia kawin.semankin tinggi usia kawin ,semangkin tinggi jumlah kelahiran
Faktor penujang kelahiran
karena jumlah kelahiran dan kematian sangat mentukan pertumbuhan penduduk di indonesia,maka kita harus menetahui faktor -faktor apa saja yang mempengaruhi kelahiran dan kematian,,agar usaha intuk mengurangi jumlah kelahiran berhasil baik.
faktor penghambat kelahiran
selain ada penujang kelahiran ada juga faktor yang menghambat kelahiran atau penyebab kelahiran berkurang pemerintah atau negara yang mengambil kebijaksanaan menghambat kelahiran (antinatalitas)bertujuan untuk mengurangi jumlah kelahiran,supaya jumlah penduduk seimbang dengan daya dukungan daerah .daya kemapuan daerah adalah kemampuan daerah untuk menghidupi penduduknya.keseimbangan ini perlu di jaga agar taraf hidup penduduk baik.
Dalam pengukuran demografi ketiga faktor tersebut diukur dengan tingkat/rate. Tingkat/rate ialah kejadian dari peristiwa yang menyatukan dalam bentuk perbandingan. Biasanya perbandingan ini dinyatakan dalam tiap 1000 penduduk.
Berikut sedikit penjelasan mengenai pengukuran Fertilitas :
1. Pengukuran Fertilitas TahunanAdalah pengukuran kelahiran bayi pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk yang mempunyai resiko untuk melahirkan pada tahun tersebut. Adapun ukuran – ukuran fertilitas tahunan adalah :
1. Tingkat Fertilitas Kasar (Crude Birth Rate )
Adalah banyaknya kelahiran hidup pada satu tahun tertentu tiap 1000 penduduk.
2. Tingkat Fertilitas Umum (General Fertility Rate )
Adalah jumlah kelahiran hidup per.1000 wanita usia reproduksi (usia 14 14-49 atau 15 15-44 th th) ) pada tahun tertentu.
3. Tingkat Fertilitas Menurut Umur (Age Specific Fertility Rate )
Adalah perhitungan tingkat fertilitas perempuan pada tiap kelompok umur dan tahun tertentu.
4. Tingkat Fertilitas Menurut Urutan Kelahiran (Birth Order Specific Fertility Rates Rates)
Adalah perhitungan fertilitas menurut urutan kelahiran bayi bayioleh oleh wanita pada umur dan tahun tertentu.
2. Pengukuran Fertilitas Kumulatif
Adalah pengukuran jumlah rata rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia suburnya. Adapun ukuran – ukuran fertilitas kumulatif adalah :
1. Tingkat Fertilitas Total (TFR)
adalah jumlah kelahiran hidup laki laki-laki & wanita tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya dg dg catatan :
* tidak ada seorang perempuan yg meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya.
* tingkat fertilitas menurut umur tdk berubah pd periode waktu tertentu.
2. Gross Reproduction Rates (GRR)
adalah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa reproduksinya dengan catatan tdk ada seorang perempuan yg meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya.
3. Net Reproduction Rates (NRR)
adalah jumlah kelahiran bayi (pr) oleh sebuah kohor hipotesis dari 1000 (pr) dengan memperhitungkan kemungkinan meninggalkan para (pr) itu sebelum mengakhiri mengakhiri masa reproduksinya.
Faktor Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas penduduk :
1. Faktor Demografi, antara lain :
* Struktur umur
* Struktur perkawinan
* Umur kawin pertama
* Paritas
* Disrupsi perkawinan
* Proporsi yang kawin
2. Faktor Non Demografi, antara lain :
* Keadaan ekonomi penduduk
* Tingkat pendidikan
* Perbaikan status perempuan
* Urbanisasi dan industrialisasi
Berikut sedikit penjelasan mengenai pengukuran mortalitas :
1. Crude Death Rate (CDR)
Adalah banyaknya kematian pada tahun tertentu, tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun.
2. Age Specific Death Rate (ASDR)
Adalah jumlah kematian penduduk pd tahun tertentu berdasarkan klasifikasi umur tertentu.
3. Infant Mortality Rate (IMR)
Adalah tingkat kematian bayi
Karakter kelompok penduduk yang mempengaruhi Crude Death Rate (CDR) :
1. Antara penduduk daerah pedesaan dan daerah perkotaan
2. Penduduk dengan lapangan pekerjaan yang berbeda
3. Penduduk dengan perbedaan pendapatan
4. Perbedaan jenis kelamin
5. Penduduk dengan perbedaan status kawin
Faktor terakhir yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan penduduk suatu daerah adalah Perpindahan (Migrasi) atau Mobilitas Penduduk yang artinya proses gerak penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dalam jangka waktu tertentu.
Faktor – faktor yang mempengaruhi migrasi :
* Faktor individu
* Faktor yang terdapat di daerah asal
* Faktor yang terdapat di daerah tujuan
* Rintangan antara daerah asal dan daerah tujuan
Daya tarik dan daya dorong di daerah asal yang mempengaruhi perpindahan penduduk :
1. Kekuatan Sentripetal
Adalah kekuatan yang mengikat orang untuk tinggal di daerah asal, misalnya :
* Terikat tanah warisan
* Menunggu orang tua yang sudah lanjut
* Kegotong royongan yang baik
* Daerah asal merupakan tempat kelahiran nenek moyang mereka
2. Kekuatan Sentrifugal
Adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk meninggalkan daerah asal, misalnya :
* Terbatasnya pasaran kerja
* Terbatasnya fasilitas pendidikan
Faktor – faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan penduduk di Indonesia antara lain :
a.
|
Kelahiran (Natalitas)
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro natalitas)
Faktor-faktor penunjang kelahiran
(pro natalitas) antara lain:
Faktor pro natalitas mengakibatkan
pertambahan jumlah penduduk menjadi besar.
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:
Untuk menentukan jumlah kelahiran
dalam satu wilayah digunakan angka kelahiran (Fertilitas).
Angka kelahiran yaitu angka yang
menunjukkan rata-rata jumlah bayi yang lahir setiap 1000 penduduk dalam waktu
satu tahun.
Ada beberapa cara untuk menghitung
besarnya angka kelahiran yaitu:
Faktor-faktor penunjang tingginya
angka natalitas dalam suatu negara antara lain:
|
||||||||||||||||||||
b.
|
Kematian (Mortalitas)
Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran.
Ada beberapa jenis perhitungan
angka kelahiran yaitu:
Banyaknya kematian sangat
dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor
penghambat kematian (anti mortalitas).
|
||||||||||||||||||||
|
D. Membandingkan tingkat kepadatan
penduduk tiap propinsi dan pulau di Indonesia
Menurut
publikasi BPS pada bulan Agustus 2010, jumlah penduduk Indonesia berdasarkan
hasil sensus ini adalah sebanyak 237.556.363 orang, yang terdiri dari
119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 perempuan.
Laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,49 persen per tahun. Distribusi penduduk Indonesia:
Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa
Tengah adalah tiga provinsi dengan urutan teratas yang berpenduduk terbanyak,
yaitu masing-masing berjumlah 43.021.826 orang, 37.476.011 orang, dan
32.380.687 orang. Sedangkan Provinsi Sumatera Utara merupakan wilayah yang
terbanyak penduduknya di luar Pulau
Jawa, yaitu sebanyak 12.985.075 orang.
Rata-rata tingkat kepadatan penduduk Indonesia adalah sebesar 124 orang per km².Provinsi yang paling tinggi kepadatan penduduknya adalah Provinsi DKI Jakarta, yaitu sebesar 14.440 orang per km².Provinsi yang paling rendah tingkat kepadatan penduduknya adalah Provinsi Papua Barat, yaitu sebesar 8 orang per km².
E.
Mendiskripsikan
kondisi penduduk Indonesia berdasarkan Piramida Penduduk
Sumbu horizontal menggambarkan jumlah penduduk baik secara absolut maupun relatif dalam skala tertentu. Pada bagian kiri sumbu vertikal digambarkan penduduk laki-laki dan perempuan disebelah kanan. Tidak seluruh piramida penduduk selalu runcing bagian atas. Untuk negara maju, susunan penduduk yang digambarkan dalam bentuk piramida penduduk, bagian atas sama besar dengan bagian bawah, bahkan ada beberapa negara maju dengan grafik piramida penduduk bagian atas lebih besar. Dengan piramida penduduk akan dapat diketahui gambaran mengenai: 1) Perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan. 2) Penduduk kelompok anak-anak, dewasa dan orang tua. 3) Jumlah angkatan kerja. 4) Jumlah lapangan kerja yang dibutuhkan. 5) Angka ketergantungan. 6) Rasio laki-laki perempuan. 7) Kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan. 8) Perkiraan jumlah kelahiran yang akan datang. Susunan penduduk atas dasar umur dan jenis kelamin, karakteristik penduduk suatu daerah/negara dapat diklasifikasikan menjadi tiga bentuk piramida penduduk, yaitu: 1) Piramida penduduk muda Piramida penduduk muda (expensive) berbentuk kerucut alasnya lebar dan puncaknya meruncing. Piramida kerucut ini menggambarkan: a) Sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur muda. b) Kondisi tersebut menggambarkan bahwa penduduk daerah tersebut sedang mengalami pertumbuhan. c) Tingkat kelahiran dan kematian masih cukup tinggi. d) Pertumbuhan penduduknya tinggi. 2) Piramida penduduk dewasa Bentuk piramida menyerupai persegi empat, bentuk tersebut menggambarkan keadaan penduduk: a) Jumlah penduduk dalam keadaan stasioner. b) Jumlah kelahiran dan kematian seimbang. c) Jumlah penduduk relatif tetap. d) Pertumbuhan penduduk rendah e) Penduduk muda hampir sebanding dengan penduduk tua. 3) Piramida penduduk tua
Bentuk
piramidanya menyerupai bentuk nisan, bentuk ini menggambarkan:
a) Jumlah penduduk terus berkurang. b) Angka kelahiran lebih kecil dari angka kematian. c) Sebagian besar penduduk berada pada kelompok usia tua. d) Pertumbuhan penduduk sangat rendah bahkan tidak ada sama sekali.
Comtoh
Bentuk Piramida
F.
Mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas penduduk
Untuk mengetahui kualitas penduduk
di Indonesia digunakan Indeks Pembangunan Manusia yang dikenal dengan sebutan
Human Development Index (HDI). HDI dikembangkan oleh United Nations
Development Program (UNDP), guna mengukur kesuksesan pembangunan suatu
negara. HDI diolah berdasarkan tiga hal, yaitu panjang usia, pengetahuan, dan
standar hidup suatu bangsa. Ketiga hal tersebut dijabarkan kedalam tiga
indikator yaitu ; tingkat pendidikan, kesehatan dan ekonomi. HDI ditunjukkan
dalam skala 0 – 1, yang mendekati nilai 1 menunjukkan kualitas penduduknya
semakin baik. Nilai HDI yang mendekati 0 menunjukkan kualitas penduduknya
semakin buruk. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi, akan mampu
meningkatkan produktivitas kerja yang tinggi. Sebaliknya kualitas sumberdaya
yang rendah akan berpengaruh terhadap produktivitas yang rendah.
a. Tingkat Pendidikan Sumber daya manusia yang berkualitas mutlak diperlukan dalam pembangunan dalam bidang pendidikan. Pendidikan merupakan investasi manusia dimasa datang. Dengan pendidikan yang maju bisa memudahkan masyarakat untuk menerima pembaharuan. Pembaharuan berarti menimbulkan perubahan dalam pembangunan. Sebab-sebab rendahnya tingkat pendidikan di negara kita antara lain, prasaranan dan sarana belum merata, pendapatan per kapita rendah sehingga banyak anak putus sekolah. Untuk itu pemerintah perlu melakukan pembangunan dalam bidang pendidikan, berupa pembangunan sarana dan prasarana pendidikan. Meningkatkan wajib belajar dari sembilan tahun menjadi dua belas tahun. Memberantas buta huruf, dan menggalakkan program paket A, B dan C. Peninkatan beasiswa bagi siswa yang krang mampu ekonomnya. b. Tingkat Kesehatan Kualitas sumberdaya manusian dapat di ukur dengan tingkat kesehatan penduduk. Untuk itu pemerintah perlu memberikan pelayanan kesehatan, agar semua lapisan masyarakat mendapat pelayanan yang mudah dan murah, merata. Rakyat sehat negara kuat. Dengan demikian angka harapan hidup dapat ditingkatkan. Angka harapan hidup adalah angka yang menjelaskan perkiraan harapan hidup seseorang sejak lahir hingga meninggal. Disamping itu dengan kesehatan yang baik kematian bayi dapat ditekan, gizi penduduk dapat ditingkatkan. Kematian bayi merupakan indikator tingkat kesehatan penduduk. c. Tingkat Ekonomi Tingkat pendapatan per kapita adalah rata-rata pendapatan setiap orang dalam satu tahun. Tingkat pendapatan per kapita dapat dijadikan ukuran kualitas penduduk, terutama yang berkaitan dengan kesejahteraan. Pendapatan per kapita berhubungan dengan daya beli masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Pendapatan per kapita bangsa indonesia masih tergolong rendah dibanding dengan negara-negara lain.
G.
Menganalisi
dampak ledakan penduduk
Dampak dari peledakan penduduk,
dampaknya diantara lain:
Selama 25 tahun terakhir jumlah penduduk Indonesia
telah meningkat menjadi hampir dua kali yaitu dari 119,2 juta pada tahun 1971
menjadi 195,29 juta pada tahun 1995 dan menjadi 198,20 juta pada tahun 1996.
Namun demikian, tingkat pertumbuhan penduduk telah turun secara cepat yaitu
2,32 persen pada periode tahun 1971-1980 menjadi 1,98 persen pada periode
tahun 1980-1990 dan pada periode tahun 1990-1996 menjadi 1,69 persen.
Terdapat perbedaan yang sangat mencolok tentang laju
pertumbuhan penduduk bila dilihat menurut propinsi pada periode tahun
1990-1996. Angka terendah sebesar 0,01 persen pada propinsi DI Yogyakarta dan
tertinggi sebesar 4,39 persen pada propinsi Kalimantan Timur.
Dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan Penduduk
tingkat nasional terdapat 9 propinsi yang tingkat pertumbuhannya dibawah 1,69
persen, yaitu propinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, DI
Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara dan
Sulawesi Selatan.
Salah satu masalah kependudukan di Indonesia adalah
persebaran penduduk yang tidak merata. Hal ini berkaitan dengan daya dukung
lingkungan (luas wilayah) yang tidak seimbang antara Jawa-Bali dengan luar
Jawa-Bali. Pulau Jawa yang luas wilayahnya kurang dari 7 persen dihuni oleh
58,7 persen penduduk, sehingga kepadatan penduduk di Pulau Jawa mencapai 880
jiwa per Km2 pada tahun 1996.
Kepadatan penduduk di luar Pulau Jawa, jauh lebih
rendah, yaitu baru didiami oleh kurang dari 100 Jiwa setiap Km2 di Pulau
Sumatera dan Sulawesi , dan kurang dari 20 Jiwa setiap Km2 di Kalimantan
serta khususnya di Irian Jaya yang baru dihuni oleh 5 Jiwa setiap Km2.
Gambaran ini selain memberikan petunjuk tentang tidak meratanya persebaran
penduduk, juga menunjukkan kurang seimbangnya proporsi luas wilayah.
Bila kepadatan penduduk setiap propinsi dibandingkan,
maka luas wilayah di propinsi-propinsi Jawa dan Bali sudah tidak memadai,
apalagi DKI Jakarta yang didiami oleh lebih dari 15.732 jiwa per Km2.
Sejak tahun 1971 penduduk perkotaan terus meningkat
dengan pesat, yaitu dari 17,3 persen pada tahun 1971 menjadi 22,4 persen pada
tahun 1980 dan meningkat menjadi 37,1 persen pada tahun 1996. Hal ini
disebabkan proses urbanisasi yang terus menerus terjadi karena kehidupan
diperkotaan dianggap lebih baik dan menjanjikan mudah memperoleh kesempatan
kerja dan berusaha dari pada di pedesaan sehingga dapat disebutkan pula bahwa
meningkatnya penduduk kota tersebut antara lain disebabkan oleh pengaruh
keadaan sosial dan pertumbuhan pembangunan secara nasional.
Perkembangan penduduk menurut jenis kelamin dapat
dilihat dari perkembangan rasio jenis kelamin, yaitu perbandingan penduduk
laki-laki dengan penduduk perempuan.
Rasio jenis
kelamin penduduk selama tiga periode sensus berada dibawah angka 100 yaitu
97,2 pada tahun 1971, 98,8 pada tahun 1980 dan 99,4 pada tahun 1995 dan tahun
1996. menjadi 99,07.
Pada penduduk kelompok umur 0-14 tahun perkembangan
rasio jenis kelamin cenderung tetap diatas 100 yang berarti anak laki-laki
lebih banyak dibandingkan anak perempuan sedangkan pada penduduk umur 15-64
(penduduk umur produktif) mengalami kenaikan walaupun masih dibawah 100 dan
pada kelompok umur 65+ mengalami penurunan dari 94,16 pada tahun 1971 menjadi
86,80 pada tahun 1995.
Rincian penduduk Indonesia menurut golongan umur (dalam
persen) dan jenis kelamin tergambar dalam piramida penduduk hasil sensus
tahun 1971, 1980 dan tahun 1990, menunjukkan ciri yang menarik antara lain :
Pertama, struktur umur penduduk Indonesia masih
tergolong “muda”. Artinya proporsi penduduk dibawah 15 tahun masih tinggi
walaupun secara berangsur mulai menurun, yaitu dari 43,97% pada tahun 1971
menjadi 40,90% pada tahun 1980 dan 36,6% pada tahun 1990 kemudian turun menjadi
33,54% pada tahun 1995.
Kedua, Proporsi penduduk usia lanjut (65 tahun keatas)
semakin bertambah yaitu 2,51% pada tahun 1971 menjadi 3,25% pada tahun 1980
dan 3,88% pada tahun 1990 menjadi 4,25% pada tahun 1995. Sedangkan proporsi
anak dibawah lima tahun terlihat menurun yaitu 16,1% pada tahun 1971 menjadi
14,4% pada tahun 1980, menjadi 11,7% pada thun 1990 dan menjadi 11,3% pada
tahun 1994, pada tahun 1995 menjadi 11,1% dan menjadi 10,13 pada tahun 1996.
Ketiga, perbandingan laki-laki dan perempuan/sex ratio cenderung meningkat.
Persentase penduduk menurut komposisi penduduk menurut umur terjadi perubahan
komposisi, yaitu semakin kecilnya proporsi penduduk tidak produktif yaitu
yang berumur muda (0-14 th) dan umur lanjut (65 th keatas). Hal ini berarti
bahwa angka ketergantungan/angka beban tanggungan semakin kecil. Pada tahun
1971 tercatat sebesar 87 per 100 turun menjadi 61 per 100 pada tahun 1995 dan
pada tahun 1996 menjadi 57 per 100 berarti secara rata-rata tanggungan setiap
100 penduduk produktif telah berkurang dari 87 pada tahun 1971 menjadi 61
pada tahun 1995 dan pada tahun 1996 menjadi 57
Berdasarkan perkiraan yang dihitung Biro Pusat
Statistik (BPS), menunjukkan bahwa Angka Kelahiran Kasar di Indonesia telah
menurun dari 33,7 per 1000 penduduk pada periode 1980-1985 menjadi 28,7 per
1000 penduduk dan 25,3 per 1000 penduduk pada periode 1985-1990 dan
1990-1995.
Pelaksanaan pengiriman transmigran dari 8 Propinsi di
Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara sejak tahun 1985 – 1993 telah mencapai
571.805 KK (+ 2,6 juta jiwa termasuk transmigran lokal). Dari 21
propinsi penerima transmigran pada tahun anggaran 1991/1992 propinsi Riau,
Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat adalah penerima transmigran terbanyak sedangkan
pelaksanaan transmigrasi umum menurut daerah asal mengalami kenaikan yaitu
pada tahun 1983 tercatat 31.951 Kepala Keluarga dan pada tahun 1995/1996
sebesar 37.970 Kepala Keluarga. Dalam hal ini Propinsi NTT dan NTB disamping
sebagai penerima transmigrasi namun dalam perkembanganya menjadi Propinsi
Pengirim.
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari tempat satu ke
tempat lain untuk menetap.
faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi: 1. Faktor pendorong Adalah factor-faktor yang merangsang proses migrasi yang berasal dari tempat asal. a. Berkurang SDA di tempat asal b. Ketidakcocokan dengan budaya tempat asal c. Ingin mencari kehidupan yang lebih layak. 2. Faktor penarik Adalah factor-faktor yang merangsang proses migrasi yang berasal dari tempat tujuan. a. Rasa superior di tempat yang baru b. Penghidupan yang lebih layak di tempat yang baru c. Mencari pekerjaan di tempat yang baru 3. Faktor penghambat migrasi UU larangan migrasi, perang dsb. Menghitung laju migrasi/angka mobilitas Rumus : M = jumlah perpindahan : jumlah penduduk x 1000
Usia wanita saat perkawinan pertama dapat mempengaruhi
resiko melahirkan. Semakin muda usia saat perkawinan pertama semakin besar
resiko yang dihadapi bagi keselamatan ibu maupun anak, karena disebabkan
belum matangnya rahim wanita usia muda untuk memproduksi anak atau belum siap
mental dalam berumah tangga. Demikian pula sebaliknya, semakin tua usia saat
perkawinan pertama semakin tinggi resiko yang dihadapi dalam masa kehamilan
atau melahirkan.
Menurut hasil SUPAS tahun 1995 terdapat 21,5 persen
wanita di Indonesia yang perkawinan pertamanya dilakukan ketika mereka
berumur kurang dari 17 tahun. Di daerah pedesaan dan perkotaan wanita yang
melakukan perkawinan dibawah umur tercatat sebesar 24,4 persen dan 16,1
persen.
Persentase wanita kawin usia muda cukup bervariasi
antar Propinsi. Persentase Wanita kawin Usia Muda, persentase terendah
terdapat pada Propinsi NTT (4,35%), Bali (4,54%) Sedangkan persentase terbesar
terdapat pada Propinsi Jawa Timur (40,39%), Jawa Barat (39,6%) dan Kalimantan
Selatan (37,5%).
Komposisi penduduk 10 tahun keatas di kota maupun desa
menurut status perkawinan di Indonesia menunjukkan bahwa penduduk pria dan
wanita mengalami perubahan status perkawinannya.
Pada tahun 1990 persentase penduduk wanita berumur 10
tahun keatas dengan status kawin 54,2%, belum kawin 33,4%, cerai hidup 3,1%
dan cerai mati 9,3%. Sedangkan penduduk pria dengan status kawin 53,4%, belum
kawin 43,9%, cerai hidup 1,0% dan cerai mati 1,6%. Bila dibandingkan dengan
tahun 1996 persentase penduduk wanita berumur 10 tahun keatas dengan status
kawin 54,88%, belum kawin 33,99%, cerai hidup 2,35% dan cerai mati 8,77%,
sedangkan pada penduduk laki-laki status belum kawin 42,04%, kawin 55,69%,
cerai hidup 0,69% dan cerai mati 1,58%.
Berdasarkan hasil SUPAS 1985, Angka Kelahiran Total
(TFR) tahun 1980-1985 adalah 4,1 per wanita usia subur. Berarti dalam jangka
waktu lima tahun tersebut angka ini mengalami penurunan sebesar 19,5%.
Sedangkan hasil Sensus 1990 menunjukkan bahwa TFR sebesar 3,3 per wanita usia
subur.
Pengelompokan propinsi menurut perkiraan TFR tahun
1990-1995 dan 1995-2000 seperti terlihat pada Tabel II.A.7 di atas,
menunjukkan bahwa terjadi kenaikan jumlah propinsi yang mempunyai TFR kurang
dari 3 sedangkan jumlah propinsi pada kelompok TFR diatas 3 menurun. Bahwa
angka kelahiran menurut kelompok umur ibu terjadi penurunan pada setiap
periode akan tetapi penurunannya tidak secepat seperti pada periode tahun
delapan puluhan. Hal ini disebabkan karena tingkat kelahiran pada saat ini
sudah cukup rendah yaitu rata-rata setiap Ibu usia 15-49 pada periode tahun
1992-1994 melahirkan anak sebesar 2,86 anak.
Perbandingan jumlah anak usia 0 – 4 tahun terhadap
wanita usia subur (15 – 49 tahun) pada tahun 1971 adalah 667 anak per 1000
wanita usia subur. Keadaan pada tahun 1990 dan tahun 1991 telah menurun dari
536 menjadi 460 anak per seribu wanita. Sedangkan keadaan pada tahun 1992,
tahun 1994 dan tahun 1996 menjadi 448, 427 dan 364.
Propinsi yang
paling tinggi angka rationya adalah Propinsi Timor Timur, NTT, Sulawesi
Tenggara, dan NTB, sedangkan yang paling rendah adalah Propinsi, DKI Jaya, DI
Yogyakarta dan Bali
Rata-rata anak yang pernah dilahirkan oleh wanita
pernah kawin merupakan salah satu indikator yang biasa dipakai untuk mengukur
tingkat kelahiran. Rata-rata anak yang pernah dilahirkan oleh wanita kawin
usia 15-49 tahun 10 pada tahun 1994 dan pada tahun 1996 sebesar 2 0rang anak.
Masalah-masalah
kependudukan diatas baik secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan
menyebabkan terjadinya peledakan penduduk, akibat adanyanya peledakan
penduduk menyebabkan sumber daya alam yang ada dieksploitasi tanpa
memperhatikan etika lingkungan karena penduduk yang pesat tersebut
membutuhkan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, pada akhirnya
timbullah masalah lingkungan baik berupa pencemaran, polusi, maupun bencana
alam. Untuk itu perlu di canangkan program KB, Transmigrasi, membuat
undang-undang tentang perkawinan, guna mengatasi masalah kependudukan.
H.
Mengidentifikasi
upaya-upaya yang dilakukan untuk mengetahui permasalahan kependudukan di
Indonesia
Untuk dapat meningkatkan taraf
hidup masyarakat indonesia maka masalah kependudukan yang menjadi penghambat
harus segera dipecahkan, berikut ini adalah upaya pemecahan masalah
kependudukan.
Mengontrol jumlah dan pertumbuhan penduduk.
Untuk mengontrol jumlah dan
pertumbuhan penduduk salah satunya yaitu dengan program Keluarga Berencana
(KB) dengan semboyan dua anak saja cukup, dengan demikian diharapkan setiap
anak yang lahir akan bisa terurus dengan baik karena jumlah anak yang dilahirkan
tidak banyak.
Pemerataan persebaran penduduk.
Pemerataan penduduk sebenarnya
sudah dilakukan sejak jaman belanda yaitu dengan mengirim penduduk pulau jawa
ke sumatra, kalimantan dan pulau-pulau yang lain untuk menjadi pekerja. Hal
seperti ini dilanjutkan pada masa orde baru dengan nama transmigrasi, ada
banyak perbedaan antara masa belanda dengan masa orde baru, pada masa orde
baru orang yang mau transmigrasi di beri tanah, rumah, di jatah bahan makanan
dalam kurun waktu tertentu.
Transmigrasi dilakukan untuk
mengurangi kepadatan penduduk dan memberikan peluang usaha serta pekerjaan
bagi masyarakat.
Peningkatan pelayanan kesehatan.
Kesehatan adalah modal utama
manusia dalam ber daya upaya, oleh karena itu kesehatan sangat penting dan
karena pentingnya tersebut pemerintah mencanangkan makanan 4 sehat 5 sempurna
dan posyandu-posyandu di desa-desa. Apabila generasi muda indoneseia sehat-sehat
maka akan dapat bekerja, belajar, berkarya dan berjasa buat bangsa.
Peningkatan pelayanan pendidikan.
Setelah kesehatan terjamin
sekarang tinggal kepandaian, kepandaian di peroleh dari pendidikan. Sekarang
ini dunia pendidikan menjadi sorotan seluruh masyarakat indonesia baik dari
segi positif maupun dari segi kontroversinya, lepas dari itu semua pemerintah
sudah berupaya keras untuk meningkatkan pendidikan di indonesia yaitu dengan
memberikan bantuan kepada setiap sekolah dan siswanya. Serta
diselenggarakannya SMP dan SMA terbuka yang di khususkan untuk merekayang
tidak mampu, sekarang pemerintah mencanangkan program 12 WAJAR (wajib
belajar).
BAB 3
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di peroleh
adalah kita sebagai negara Indonesia harus lebih bisa menyikapi permasalahan
pensusuk yang ada di Indonesia. Dan kita sebagai generasi muda dan generasi
penerus bangsa harus bisa menanggulangi permasalahan penduduk di masa yang
akan datang.
B.
Rangkuman
Ø Penduduk
Indonesia adalah mereka yang tinggal di Indonesia pada saat dilakukan sensus
dalam kurun waktu minimal 6 bulan.
Ø Kuantitas
penduduk adalah jumlah penduduk suatu daerah/negara.
Ø Kuantitas
penduduk berkaitan dengan masalah pertumbuhan penduduk dan migrasi.
Ø Permasalahan
yang berkaitan dengan kepadatan penduduk antara lain ledakan penduduk yakni
jumlah penduduk melebihi daya tampung.
Ø Masalah utama
dalam bidang kependudukan Indonesia menghadapi berbagai masalah:
·
Jumlah penduduk yang besar dan pertumbuhan
penduduk yang tinggi.
·
Persebaran penduduk yang tidak merata.
·
Kualitas penduduk relatif masih rendah.
Ø Masalah
kualitas penduduk dapat diamati melalui komposisi penduduk, angka beban
ketergantungan, angka usia harapan hidup, dan rasio jenis kelamin.
Ø Komposisi
penduduk adalah pengelompokan penduduk atas dasar kriteria tertentu dan untuk
tujuan tertentu pula.
Ø Angka beban
ketergantungan adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya
orang yang termasuk usia tidak produktif dengan banyaknya orang yang termasuk
usia produktif.
Ø Angka usia
harapan hidup adalah ratarata usia penduduk yang diperhitungkan sejak
kelahiran.
Ø Rasio jenis
kelamin adalah perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dan banyaknya
penduduk perempuan pada suatu daerah dalam jangka waktu tertentu.
C.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarat:
Rineka Cipta.
Chodwich, bruce A., dkk. 1991. Terjemahan Dr. sulistia
M.L., dkk. Metode Penelitian Ilmu Pengetahuan. IKIP Semarang Press.
Rahmat, Jalahudin. 1984. Metode Penelitian Komunikasi.
Bandung: Remaja Karya
Singarimbun, Masri. 1989. Metode Penelitian Survei.
Jakarta: LP3S
Patmono, S.K. 1996. Teknik Jurnalistik Tuntunan Praktis
untuk Menjadi Wartawan. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
CATATAN
|